Senin, 28 Desember 2009

Aransi Sederhana

Home
Teknik aransi marching band sederhana (Bagian 2..habis) PDF Print E-mail
Ditulis Oleh: Marko S Hermawan*
Selasa, 12 Mei 2009
Setelah berbagi ilmu untuk mereka bermain pianika, tibalah saatnya untuk memberi tips kepada mereka yang bermain alat tiup logam (brass). Pada prinsipnya kita tetap akan memakai pedoman teori sebelumnya, yaitu Linear Balance dan Doublings. Terutama teknik doublings, ada beberapa cara untuk mengaplikasikan teknik ini. Ada satu teknik tambahan untuk melengkapi aransi pada alat tiup logam, yang diambil dari artikel oleh Thomas E Slaubaugh II, berjudul “A Quantitative Approach to Ensemble Dynamics” (2005). Adapun artikel ini mengatakan bagaimana tips untuk mengatur dinamik sebuah orkestra/band, dengan mengkuantifikasi (mem-presentase-kan) tanda dinamik pada sebuah musik.


Berikut adalah tabel dasar kuantitatif tanda dinamik:

Tanda dinamik
Volume diri sendiri
Volume section lain
fff
80 %
20 %
ff
70 %
30 %
f
60 %
40 %
mf
50 %
50 %
mp
40 %
60 %
p
30 %
70 %
pp
20 %
80 %
ppp
10 %
90 %

Dari tabel diatas dapat disimpulkan, apabila sebuah section bermain fortessimo (ff), maka velositas suara section tersebut adalah 70% lebih keras dari suara section lainnya. Dalam keadaan velositas seimbang antar section, sebaiknya menggunakan tanda mf, agar semua section terdengar dengan rata.

Dalam hal ini pembahasan akan dijelaskan cara praktis mengaransi band skala kecil, yaitu Small Band. Kategori ini adalah kategori untuk band dengan komposisi alat tiup logam skala kecil. Biasanya pemain tiup berjumlah 30-40 orang, dengan komposisi trumpet, flugel horn, mellophone dan trombone/baritone. Bagaimana menyiasati keterbatasan alat namun tetap bermain indah dan harmonis?

Sebelum menelaah cara aransi untuk band tipe ini, cobalah untuk menganalisa karakteristik suara yang timbul. Anggaplah dalam sebuah band terdiri dari 12 trumpet, 4 flugel horn, 4 mellophone, dan 6 trombone dan 4 baritone.

Teknik linear balance paling sederhana adalah menggunakan 4 bagian, antara lain:
- Trumpet 1 (6 pemain) memainkan MM
- Trumpet 2 (6 pemain) memainkan MMH
- Flugel & Mellophone memainkan CM
- Trombone & Baritone memainkan SHM (biasanya suara bass)

Sedangkan teknik doublings yang cocok untuk pembagian suara diatas adalah:
- Trumpet 1 doubling dengan Flugel
- Trumpet 2 doubling dengan Mellophone
- Trombone doubling dengan Baritone (terkadang bisa doublings 1 oktaf)

Yang patut diperhatikan adalah ketebalan dan intensitas masing-masing fungsi/section. Sangatlah mudah untuk membagi-bagi suara diatas secara sederhana, namun merupakan tantangan berat untuk mem-balance keempat suara tersebut. Oleh sebab itu sang arranger WAJIB mengerti tanda dinamik, dan sebaiknya (dibaca: seharusnya) menulis aransemen pada not balok.


Sebagaimana yang rekan-rekan ketahui bahwa tanda dinamik memegang peranan penting untuk mendukung harmonisasi. Dengan kesamaan tipe brass, maka akan sulit untuk mengetahui yang mana melodi dan yang mana harmoni. Oleh sebab itu, teknik kuantitatif dinamik diatas akan membantu mengalokasikan fungsi suara tiap section. Biasanya dalam keadaan suara seimbang, MM mempunyai volume mf, sedangkan yang lain bervolume mp.



Berikut ada contoh kerangka aransemen untuk small band, dipadukan dengan fungsi section, doublings, dan saran tanda dinamik:

Fungsi Suara
Intro
Verse 1
Verse 2
Reff
Bridge
Reff 2 / Modulasi
Coda/Ending
Trumpet 1
MMH-DOH
RHM
MM
MM
SHM
MM
CM
Mf
p
Mf
F
Mp
F
F
Trumpet 2
MMH
RHM
MMH
MMH
SHM
MM-DOH
MMH
mf
p
Mp
Mf
Mp
F
F
Flugel
MMH
RHM
MM-U
CM-DOH
MM
CM
MMH
Mf
p
Mp
Mf
Mf
F
F
Mellophone
MM
RHM
RHM

CM
MM-DOL
CM
MM


F
p
Mp
Mf
Mf
F
F
Trombone

MM- DOL
MM-U
SHM
MMH
RHM
SHM
MM-DOL
Mf
Mf
Mf
Mf
Mp
Mf
F

Baritone

SHM-BL
MM-U
SHM-BL
SHM
RHM
SHM-BL
SHM-BL
mf
Mf
Mp
Mf
Mp
Mf
F

Pit Perc.

MM
RHM
RHM/CM
CM
MM
CM
MM/SHM
mf
mp
Mp
Mf
Mf
Mf
Mf
Batterie
MMH
-
RHM
RHM
RHM
RHM
SHM
mf mp mf mp mf Mf

Ket:
- DOH (Doubling octave higher/doubling 1 oktaf lebih tinggi)
- DOL (Doubling octave lower/doubling 1 oktaf lebih rendah)
- U (Unison/bernada sama)
- BL (Base line/suara bass)



Sekali lagi, ini adalah salah satu contoh penerapan aransemen yang sederhana. Masih banyak lagi cara mengaransi marching band yang lebih kompleks dan bervariasi. Yang penting, rekan-rekan tetap mempunyai semangat, keingintahuan dan rasa ‘mengulik’ aransemen yang tinggi, menjadi modal utama seorang arranger. Selamat bereksperimen !!

Salam,

Marbo

Referensi:
Bailey, Wayne, The Complete Marching Band Resource Manual, University of Pennsylvania Press, 1994
Banoe, Pono, Pengantar Pengetahuan Harmoni, Penerbit Kanisius, 2003
Slabaugh. T “A Quantitative Approach to Ensemble Dynamics”. [Article], The Music Director’s Cookbook: Creative Recipes for a Successful Program, Meredith Music Publication, 1st ed, USA, 2005

* Penulis adalah Staff pengajar Binus Business School & Endorser Jupiter Indonesia.


Baca juga :

Tidak ada komentar: