Selasa, 28 Agustus 2012
Rabu, 22 Agustus 2012
Menuju Transformasi Bina Musika MAN 2 Model Medan
Bina Musika yang didirikan tahun
1984 sebagai organisasi musik pada masa Persatuan Guru Aliyah (PGA) yaitu musik
korsik pengiring upacara. Baik upacara sipil atau upacara militer yang terdiri
trumpet, sopran, alto, pianika, bellyra,
marching bell, organ, snare drum, dan bass drum. Kemudian pada tahun 2000
organisasi ini sudah menuju bersiap menjadi drum band, yaitu perubahan tingkat
kelas dari korsik menjadi drum band yaitu pada tahun 2002. Dan pada tahun 2003
organisasi ini mengikuti kejuaraan untuk pertama kali dan baru naik tingkat
drum band.
Setelah terus menerus aktif
mengikuti setiap event dan kejuaraan kemudian organisasi ini memberanikan diri
untuk naik tingkat marching band dan terus aktif dan berani untuk berkompetisi
yang dimulai dari tahun 2005. Dan seiring berjalannya waktu dan segudang prestasi,
maka organisasi ini terus mengikuti tingkatan untuk menjadi drum corps yang
dimulai dari tahun 2010.
Perubahan di atas merupakan
siklus perubahan yang dari masa ke masa membawa perubahan tingkat dari setiap
perjalanan organisasi. Ini membuktikan sebuah komitmen berorganisasi dimana
Bina Musika akan terus berubah dan menuju perubahan yang lebih baik serta lebih
maju.
Namun setiap perubahan pasti
membawa dampak yang negative dan posotif bagi organisasi dan itu semua
merupakan bahan bagi organisasi untuk evaluasi dan koreksi untuk berbenah diri.
Dan pada tahun 2012 ini, Bina Musika akan melakukan transformasi secara
mendasar, strategic, dan menyeluruh. Bukan naik tingkatan kelas dari drum band
menjadi marching band dan drum corps tapi perubahan dari pelatihan dan
kepengurusan serta pimpinan organisasi. Dimana itu semua dirangkum dalam
Transformasi Bina Musika 2012. Transformasi ini bukanlah hasil melainkan sebuah
proses yang akan dilalui dan dijalani.
Perubahan yang mendasar
diartikan sebagai perubahan struktur yang tidak dapat kembali ke bentuk semula
lagi. Perubahan ini berarti menghapus masa lalu, mengubur jauh jejaknya
kemudian membangun yang benar-benar baru, brand new, sama sekali baru. Disini
analoginya tidak memodifikasi rumah melainkan merobohkannya lalu membangun yang
baru, yang tentu diharapkan menjadi jauh lebih bagus. Pada sebuah organisasi,
perubahan mendasar ditandai dengan perubahan tata nilai atau values dari
organisasi yang bersangkutan, yang menjadi pondasi bagi strategi utama dan
budaya kerja organisasi.
Adapun perubahan strategik
diartikan sebagai perubahan yang menyangkut visi, dan misi baru organisasi.
Dalam metafora proses metamorphosis kupu-kupu, analogikan dengan perubahan
sifat ulat yang semula merusak karena memakan dedaunan, menjadi kupu-kupu yang
berguna karena memberi keindahan dan membantu penyerbukan tanaman. Disamping
itu jangkauan gerak yang semula terbatas disekitar tanaman tempat ia (ulat)
dilahirkan menjadi lebih luas karena kupu-kupu dapat terbang dengan leluasa.
Sementara perubahan menyeluruh
dimaksudkan sebagai perubahan dalam semua aspek organisasi secara terpadu baik
aspek manusianya maupun aspek pengelolaannya yang diselaraskan dengan perubahan
visi, misi, nilai dan strategi yang dirumuskan ulang menjadi The Winning
Formula. Demikian pula halnya dengan semua aspek dan sistem manajemen, seperti
manajemen kepengurusan dan kepelatihan serta lain-lainnya harus ditata ulang.
Sebagaimana pada metamorphosis
ulat menjadi kupu-kupu, perubahan transformasional juga menuntut adanya masa
transisi yang cukup namun tidak terlalu lama dan dimulai ketika sedang berada
pada kondisi puncak. Persoalannya adalah kapankah kondisi puncak itu?
Godaan yang sering menjerumuskan
adalah pikiran bahwa sekarang belum saatnya karena masih bisa meningkat.
“Jangan-jangan ini terlalu awal”, atau “Kita harus menunggu sesaat lagi, satu
periode lagi”, dan berbagai kilah lainnya dan seterusnya.
Mari kita dukung Transformasi ini
agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan dalam proses yang akan berjalan
mudah-mudah segala lika-liku dapat kita lewati. Ini memang sulit tapi pasti
bisa, itulah sifat seorang pemenang.
Sebagai penutup
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib
suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka
” QS 13:11”
Salam Transformasi, Bimanda Care and Share
Minggu, 19 Agustus 2012
Kisah Tukang Kayu
Seorang tukang bangunan yang sudah
tua berniat untuk pensiun dari
profesi yang sudah ia geluti selama
puluhan tahun.
Ia ingin menikmati masa tua bersama
istri dan anak cucunya. Ia tahu ia
akan kehilangan penghasilan rutinnya
namun bagaimanapun tubuh tuanya butuh istirahat.
Ia pun menyampaikan
rencana tersebut kepada mandornya.
Sang Mandor merasa sedih, sebab ia
akan kehilangan salah satu tukang
kayu terbaiknya, ahli bangunan yang
handal yang ia miliki dalam timnya.
Namun ia juga tidak bisa memaksa.
Sebagai permintaan terakhir sebelum
tukang kayu tua ini berhenti, sang
mandor memintanya untuk sekali lagi
membangun sebuah rumah untuk terakhir
kalinya.
Dengan berat hati si tukang kayu
menyanggupi namun ia berkata karena
ia sudah berniat untuk pensiun maka
ia akan mengerjakannya tidak dengan
segenap hati.
Sang mandor hanya tersenyum dan
berkata, "Kerjakanlah dengan yang
terbaik yang kamu bisa. Kamu bebas
membangun dengan semua bahan terbaik
yang ada."
Tukang kayu lalu memulai pekerjaan
terakhirnya. Ia begitu malas-malasan.
Ia asal-asalan membuat rangka
bangunan, ia malas mencari, maka ia
gunakan bahan-bahan berkualitas
rendah. Sayang sekali, ia memilih
cara yang buruk untuk mengakhiri
karirnya.
Saat rumah itu selesai. Sang mandor
datang untuk memeriksa. Saat sang
mandor memegang daun pintu depan, ia
berbalik dan berkata, "Ini adalah
rumahmu, hadiah dariku untukmu!"
Betapa terkejutnya si tukang kayu. Ia
sangat menyesal.
Kalau saja sejak
awal ia tahu bahwa ia sedang
membangun rumahnya, ia akan
mengerjakannya dengan
sungguh-sungguh. Sekarang akibatnya,
ia harus tinggal di rumah yang ia
bangun dengan asal-asalan.
Inilah refleksi hidup kita!
Pikirkanlah kisah si tukang kayu ini.
Anggaplah rumah itu sama dengan
kehidupan Anda. Setiap kali Anda
memalu paku, memasang rangka,
memasang keramik,
lakukanlah dengan
segenap hati dan bijaksana.
Sebab kehidupanmu saat ini adalah
akibat dari pilihanmu di masa lalu.
Masa depanmu adalalah hasil dari
keputusanmu saat ini.
Jumat, 03 Agustus 2012
Langganan:
Postingan (Atom)